TITRASI ASAM BASA

17 06 2011

Salah satu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Suatu zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut sebagai “titran” dan biasanya diletakkan di dalam labu Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” atau “titrat”  dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titran biasanya berupa larutan.

Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa atau aside alkalimetri, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (Pada site ini hanya dibahas tentang titrasi asam basa).

PRINSIP TITRASI ASAM BASA

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”. Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen.

Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian catat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan  konsentrasi titer maka bisa dihitung konsentrasi titran tersebut.

Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan (netralisasi). Salah satu contoh titrasi asam basa yaitu titrasi asam kuat-basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) dengan asam hidroklorida (HCl), persamaan reaksinya sebagai berikut:

NaOH(aq) + HCl(aq)   NaCl (aq) + H2O(l)

contoh lain yaitu:

NaOH(aq) + H2SO4(aq)     Na2SO4 (aq) + H2O(l)

titration.gif

Gambar set alat titrasi

CARA MENGETAHUI TITIK EKUIVALEN

Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa, antara lain:

1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalen”.

2.  Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan dua hingga tiga tetes (sedikit mungkin) pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi dihentikan. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH.

Pada umumnya cara kedua lebih dipilih karena kemudahan dalam pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis, walaupun tidak seakurat dengan pH meter. Gambar berikut merupakan perubahan warna yang terjadi jika menggunakan indikator fenolftalein.

                  

Sebelum mencapai titik ekuivalen              Setelah mencapai titik ekuivalen

indcolors

RUMUS UMUM TITRASI

Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalen asam akan sama dengan mol-ekuivalen basa, maka hal ini dapat ditulis sebagai berikut:

mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa

Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas (N) dengan volume, maka rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut:

N asam x V asam = N asam x V basa

Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:

(n x M asam) x V asam = (n x M basa) x V basa

Keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = Jumlah ion H +(pada asam) atau OH- (pada basa)

INDIKATOR ASAM BASA

TABEL DAFTAR INDIKATOR ASAM BASA

NAMA
pH RANGE
WARNA
TIPE(SIFAT)
Biru timol
1,2-2,8
merah – kuning
asam
Kuning metil
2,9-4,0
merah – kuning
  basa
Jingga metil
3,1 – 4,4
merah – jingga
  basa
Hijau bromkresol
3,8-5,4
kuning – biru
asam
Merah metil
4,2-6,3
merah – kuning
  basa
Ungu bromkresol
5,2-6,8
kuning – ungu
asam
Biru bromtimol
6,2-7,6
kuning – biru
asam
Merah fenol
6,8-8,4
kuning – merah
asam
Ungu kresol
7,9-9,2
kuning – ungu
asam
Fenolftalein
8,3-10,0
t.b. – merah
asam
Timolftalein
9,3-10,5
t.b. – biru
asam
Kuning alizarin
10,0-12,0
kuning – ungu
  basa

Indikator yang sering digunakan dalam titrasi asam basa yaitu indikator fenolftalein.  Tabel berikut ini merupakan karakteristik dari indikator fenolftalein.

pH

< 0

0−8.2

8.2−12.0

>12.0

Kondisi

Sangat asam

Asam atau mendekati netral

Basa

Sangat basa

Warna

Jingga

Tidak berwarna

pink keunguan

Tidak berwarna

Gambar


Aksi

Information

23 responses

17 06 2015
Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam Basa | Nur Ikhbal Taufik N

[…] pangganti. 2011. Titrasi Asam Basa.https://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/titrasi-asam-basa/ diakses pada 20 nov 13, pada pukul […]

17 06 2015
Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam Basa | nurikhbal

[…] pangganti. 2011. Titrasi Asam Basa.https://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/titrasi-asam-basa/ diakses pada 20 nov 13, pada pukul […]

8 04 2014
25 06 2013
Deviana Imanuela

saya terkendala di volume gas awal dengan metode titrasi

31 05 2015
suparno

cari tau dong

25 06 2013
Deviana Imanuela

Saya mintol gmana carax mengukur volume gas bio dengan metode titrasi asam basa

31 05 2015
suparno

dititrasi dengan buret erlenmeyer ,
lampaui dirimu

20 01 2013
LANIZYARI K TITIK

Harap lebih di lengkapi ya kurvanya belum ada…
terus gmana caranya membuat kurva jika indikatornya ada 2???

15 01 2013
Dian

sangat berguna ! terimakasih 🙂

2 12 2012
Desy Cyank Boz

pembahasan nya bgus..

tpi knp ngk dilengkapi dengan contoh contoh soal …
ny

25 09 2012
andhrhei

berikan penjelasan xg lebih detail ya. . . .
c

18 09 2012
hannan

larutan pengujinya itu titer pa titran sech..kog agak rancu

9 07 2012
nadya

terimakasih atas materinya, sangat membantu saya. terimakasih.

25 05 2012
helpman

tks y<
moga pengetahuan x lebih tinggi gi<
moga keluarga tetap sehat

17 05 2012
Sudiarta

Bgus Materinya. Hanya Saja. Rumusnya Kurang Lengkap. Mohon D Tambh Ya?

6 05 2012
ahmadun

makasihhh

6 05 2012
ahmadun

pas sekali, saya lagi butuh ini,

9 04 2012
cuneng

makasih ya, berkat penjelasan ini makin paham titrasi asam basa :p

8 04 2012
Endang Widaratih

bagus tapi kurang lengkap tolong tambahin kurva titrasi

18 03 2012
ra_bel

materi yang anda buat sangat membantu saya

9 03 2012
yayah

terimaksh

11 02 2012
Noppiio Phiial Phiiol

thank

24 07 2012
KND

sebaiknya indikator yang tepat untuk titrasi asam-basa (asam sulfat dengan Natrium Hidroksida, Fenolftalein atau biru bromtimol mengingat keadaan netral adalah pada PH 7 (H+ = OH -), ? sedangkan fenolftalein kisaran PH 8.3 – 10.0, dan PH biru bromtimol kisaran PH 6.2 – 7.6